Senin, 16 Juli 2012

Lollipop [1]


[Perkenalan Singkat dengan Cakka]

                Aisivia Putri atau yang lebih dikenal dengan nama Sivia adalah bintang iklan remaja yang  terkenal. Dia pun masih begitu polos, siswa kelas 2 SMA dan belum pernah pacaran satu kali pun. Walau begitu Sivia sedang menyukai seorang laki-laki. Sivia itu tipe orang yang ramah, cantik, baik hati, dan kuat.

“ Siviaaaa…”

“ Iyaa..” sambil menjawab panggilan tadi  Sivia tersenyum dan menatap orang yang memanggilnya.

“ Klikk..” 

“ Waahh, gue dapat foto Sivia nih.” ucap laki-laki yang baru saja memanggil dan mengambil gambar Sivia.

“ Wihh, benar-benar cantik. Mana imut banget lagi.” komentar salah satu teman laki-laki itu.

Sivia sendiri segera berlari masuk ke dalam gedung sekolahnya sebelum ada lebih banyak siswa laki-laki sekolah sebelah yang mengambil fotonya. Ia paling risih jika dalam keadaan seperti ini.

                Sekedar info saja, Aisivia Putri bersekolah di SMA Putri Permata. Sekolah itu adalah sekolah khusus untuk siswa perempuan tapi gedung sekolah itu masih satu halaman dengan SMA Putra Permata yang merupakan sekolah khusus pria.

 Yang membedakan kedua sekolah itu hanya gedung tempat mereka belajar dan makan. Tapi untuk gedung olahraga, aula, lapangan, dan berbagai fasilitas lainnya digabung menjadi satu.

                Sivia yang kini sudah di dalam gedung SMA Putri Permata pun menghela nafas lega. Dengan langkah yang melambat Sivia berjalan menuju ke lokernya.

“ Hahhh..” desah Sivia saat mendapati surat-surat cinta yang ditaruh paksa ke dalam lokernya berhamburan keluar.

“ Mereka semua benar-benar tergila-gila sama lo. Bayangin aja, gedung SMA Putri dan Putra Permata yang terpisah pun gak membuat mereka berhenti ngirim surat cinta buat lo. Hebat atau bodoh yaa.”  kata seorang gadis yang sedang membuka loker disebalah loker Sivia.

“ Selamat pagi Ify.” Saat gadis tadi berhenti bicara, Sivia pun melemparkan senyumnya sambil menyapanya ramah.

“ Pagi Via..” jawab Ify. Ify dan Sivia pun terlibat perbincangan yang cukup menarik.

“ Eehh bukannya itu bintang iklan permen Cho-cho? Kecil banget yaa ?” kata salah seorang gadis sambil menunjuk ke arah Sivia.

“ Iya gak kelihatan.”

“ Kecil kayak anak SMP.”

“ Hahahaha, pantasnya emang jadi anak SMP.”

                Kumpulan gadis itu pun berlalu melewati Sivia dan Ify sambil tetap berbisik-bisik. Sivia yang mendengarnya pun mengambil nafas dalam-dalam, ia sudah terlalu terbiasa dengan ejekan seperti itu. Sementara itu Sivia tersenyum melihat Ify yang mengepalkan tangannya kuat-kuat.

“ Gak usah marah. Gue gak papa kok. Udah kebal.” kata Sivia sambil menepuk dadanya bangga.

“ Oh iyaa, Ify mau satu ?” goda Sivia sambil menyodorkan salah satu surat cintanya pada Ify.

“ Lo ngehina gue ?”

“ Hihi..” Sivia pun terkikik kecil.

“ Bercandaaa Ify….” Ify hanya menggeleng sambil tersenyum. Sivia sendiri mulai berjalan meninggalkan Ify.

                Ifykaila Umari sahabat dekat Aisivia Putri. Mereka sudah bersahabat dari SMP, mungkin karena  selalu satu kelas mereka jadi begitu akrab. Bukan hanya itu, persahabatan mereka pun terbilang cukup unik karena perbedaan kepribadian. Sivia yang begitu lembut sedang Ify yang bisa dikatakan berandalan.

“ Beneran gak mau surat cinta gue. Masak setiap hari yang kamu dapatin cuma surat tantangan.” Kepala Sivia kembali menyembul dari ujung loker, tidak lepas dari tawanya yang jail.

“ Siviaaaa…”

***

“ Kapan gue bisa jalan sama dia ? Kapan gue bisa jadian sama dia ? Kapan ? Kapan ?” keluh Sivia.

“Alvin lagi ? Udah deh kalau suka bilang sana ! Gak mungkin dia nolak cewek secantik lo.” Sivia menggeleng lemah, matanya masih terpaku pada sosok Alvin yang sedang bermain basket, Alvin adalah laki-laki yang ia sukai.

“ Seandainya sekolah ini gak dipisah antara Putra dan Putri. Gue pasti bisa deket sama dia.”

“ Bukkkk…”

“ Aduhh, sakit fy..” Sivia mengusap-usap kepalanya yang baru saja dipukul oleh Ify.

“ Bayangin aja deh, seumpama sekolah Putra dan Putri ini digabung. Lo gak bakal bisa hidup tenang karena ada banyak cowok yang ngejar-ngejar lo dan minta foto lo. Lagipula dengan adanya cowok, lo pasti lebih sering dihina sama cewek-cewek centil sekolah kita.”

“ Mau lo jadi mangsa mereka ?” Sivia hanya bisa menelan ludahnya mendegar kata-kata Ify.

“ Yaah.. Ify. Tapi seenggaknya gue pengen deket sama dia. Capek tau, selama satu tahun yang  bisa gue lakuin cuma ngelihat punggungnya doang.” Sivia menelungkupkan wajahnya di atas meja. Pasrah dan meratapi nasib percintaannya yang begitu buruk.

                Ia jatuh cinta pada Dialvin Pradana sejak penerimaan siswa baru di SMA Putra Permata dan SMA Putri Permata. Kebetulan saat itu upacara penerimaan siswa barunya dilakukan bersamaan jadi saat itu juga banyak siswa dari SMA Putra Permata yang mencoba mengambil fotonya.

                Dan karena hal itu Sivia menjadi sangat tidak nyaman, tapi saat itu ia tidak bisa berbuat banyak. Tapi begitu beruntungnya Sivia karena ditolong oleh Alvin.

**Flashback on**
-Penerimaan Siswa Baru-

“ Siviaaa…”

“ Iyaa..”

“ Klik..” Saat sadar detik berikutnya Sivia langsung menutupi wajahnya.

“ Sivia wajahnya jangan ditutupi dong..”

“ Sivia hadap kesini dongg..”

“ Siviaaa senyum dong..” Sivia kembali menutupi wajahnya saat sinar-sinar dari kamera mulai mengganggunya. Tapi tiba-tiba jadi tenang, sinar-sinar itu tidak mengganggunya lagi. Kini yang ada di depannya hanya seorang laki-laki yang menutupi tubuhnya.

“ Kalian semua hentikan perbuatan kalian. Apa kalian gak sadar kalau dia gak suka dengan semua yang kalian lakukan ?” Semua siswa laki-laki yang tadi asyik mengambil gambar Sivia pun segera beralih menatap Sivia. Wajah Sivia terlihat ketakutan.

“ Maafkan kami Sivia..” ujar kumpulan laki-laki itu bersamaan.

“ Gak apa-apa kok. Tapi bolehkah saya minta satu hal. Tolong saat ini jangan potret saya dulu.” Sivia sedikit membungkuk dan kemudian melemparkan senyum manisnya.

“ Baikk, kami mengerti.” Kumpulan siswa laki-laki itu berkata dengan wajah yang bersemu merah, malu karena melihat senyum manis Sivia.

“ Dan buat kamu, terima kasih atas pertolongannya. Salam kenal !” wajah Sivia bersemu merah saat mengatakan hal itu. Ia benar-benar terikat oleh pesona laki-laki dihadapannya.

“ Salam kenal ! Gue Alvin dan lo Aisivia Putri kan.” Alvin memperkenalkan dirinya sebentar lalu berjalan meninggalkan Sivia. Disana wajah Sivia bersemu merah, ia tidak menyangka kalau laki-laki yang menolongnya itu tau namanya.

**Flashback off**

                Sivia tersenyum-senyum sendiri saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Alvin. Itu benar-benar pertemuan dengan cinta pertama yang sangat manis. Ify sendiri hanya geleng-geleng melihat ekspresi Sivia.

“ Ohh iya, gue punya usul nih Vi.” kata Ify tiba-tiba, Sivia yang sedang membuka bungkus lollipop pun hanya mengangguk malas.

“ Iiihh, gue benar-benar nomer dua deh. Buat lo itu lollipop yang nomor satu.” Sivia tersenyum menanggapi perkataan Ify, ia sendiri juga tidak mengerti kenapa ia bisa begitu suka dengan lollipop.

“ Kan lo malu kalau mau nembak dia secara langsung. Gimana kalau lo buat surat cinta lalu taruh di lokernya diam-diam. Kayak pengagum-pengagum lo selama ini.” Ify mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Sivia. Sivia mengangguk setuju, sementara Ify menggelengkan kepalanya.

“ Gue masih kalah saing aja sama lollipop nih.” kata Ify, Sivia hanya terkikik geli mendengar kata-kata Ify.

***

                Sepanjang hari ini Sivia bisa merasakan jantungnya yang terus berdebar. Pagi tadi dengan sedikit keberanian dan sedikit buru-buru ia nekat memasukkan surat cintanya ke loker Alvin. Dan sekarang ia benar-benar malu jika membayangkan respon apa yang akan Alvin berikan.

                Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Murid-murid sudah berhamburan keluar kelas, ada yang ikut ekskul ada juga yang langsung pulang ke rumah. Dengan berat hati Sivia melangkahkan kakinya keluar dari gedung sekolah.

“ Mungkin Alvin belum membaca suratnya..” katanya lirih.

                Sivia berjalan dengan langkah gontai tiba-tiba saat akan keluar dari gerbang sekolah seseorang menarik tangannya.

“ Lo siapa ?” tanya Sivia saat melihat wajah orang yang menariknya.

“ Gue Cakka.” Melihat raut bingung dari wajah Sivia, Cakka pun menghela nafas.

“ Ini !!” mata Sivia membelalak lebar saat melihat surat cintanya berada di tangan Cakka.

“ Lo salah naruh ini surat di loker gue.” Sivia menepuk jidatnya, ia benar-benar malu. Pasti Cakka sudah membacanya. Uhh.. hanya dengan membayangkan saja wajah Sivia langsung bersemu merah.

“ Ternyata artis cantik kayak lo bisa jatuh cinta sama cowok biasa kaya Alvin yaa.” Mendengar itu Sivia langsung mendelik sebal ke arah Cakka.

“ Alvin bukan cowok biasa. Dia itu menarik dan baik hati.” Cakka rasanya ingin tertawa saat melihat wajah Sivia yang berubah ketus, tidak pantas disebut ketus juga sih, wajah Sivia saat marah itu benar-benar lucu. Bukannya takut malah ingin tertawa melihatnya.

“ Hahahahahaha…” Sivia langsung manyun saat mendengar Cakka tertawa.

“ Iya, yang namanya cinta kan buta lagian Alvin itu sahabat gue.”

“ Lo beneran sahabat Alvin ? Tapi kok gak cocok yaa ?” Sivia segera menutup mulutnya saat sadar dengan apa yang dia ucapkan. Kali ini giliran Cakka yang mendelik sebal ke arah Sivia.

“ Maksud lo karena dandanan gue yang acak-acakan gini ?” tanpa sadar Sivia mengangguk.

“ Lo itu yang lebih gak pantes jadi murid SMA.”

“ Pendek..” Cakka menepukkan tangannya dia atas kepala Sivia.

“ Kecil..”

“ Dan tampang lo itu baby face banget.” Sivia merengut sebal mendengar omongan Cakka.

“ Lo itu pantesnya jadi anak kelas 1 SMP.”

“ Adek kesasar yaa. Sini kakak antar.” sambil tertawa Cakka menggandeng tangan Sivia dan pura-pura mengajaknya berjalan. Sementara wajah Sivia saat itu benar-benar sudah berlipat-lipat.

“ Bener deh, kalau pun lo pakai seragam SMP masih pantes.” goda Cakka lagi.

“ Oh iyaa, ini kakak punya lollipop, adek mau ?” goda Cakka sambil menyodorkan sebuah lollipop di depan wajah Sivia.

“ Uhh..” Sivia berhenti berjalan dan melepaskan genggaman tangan Cakka.

“ Dasar Cakka gilaaa !!” Sivia dengan cepat menginjak kaki Cakka dan berlari meninggalkan Cakka.

“ Ehh, lollipop gue lo bawa ! Balikin !”  Cakka tertawa keras saat melihat Sivia berlari sambil menggenggam lollipop darinya.

“ Dasar anak kecil..”

“ Tapi boleh juga. Menarik !”
 

************


***Holaaa !! Bagi yang baca diharapkan tinggalkan jejak buat penulis***
***Makasih udah mau baca***



_mei_