Kondisi di dalam ruangan ini benar-benar tegang. Semua orang sedang cemas menunggu komentar dari ketua OSIS. Mereka benar-benar merasa tegang.
“ Kenapa kamu bisa begitu bodoh !!” Teriak laki-laki itu keras, tangannya tepat menunjuk ke seorang laki-laki yang sedang duduk. Pandangan semua yang ada dalam ruangan itu, sejenak langsung beralih ke laki-laki yang tadi ditunjuk.
“ Heh., Christoffer Nelwan ! Jangan mentang-mentang kamu ketua OSIS kamu bisa seenaknya membentakku.” balas laki-laki itu tak kalah keras dan kasar.
“ Tapi Cakka, kamu itu sudah ngelakuin hal paling bodoh.” kata Chris menahan marah.
“ Habis dia dulu yang mulai ngejek sekolah kita.” Cakka membuang mukanya, Chris menghela nafas panjang.
“ Oke, sorry !! Tapi lain kali jangan bawa masalahmu dengan Alvin ke sekolah kita lagi.” Cakka hanya mengangguk pelan, ia mengerti.
“ Aku juga minta maaf. Aku terlalu berulah.” Cakka pun meminta maaf. Chris hanya tersenyum dan mengangguk.
“ Kalau begitu..” Semua mata di ruangan itu pun menatap Chris, mereka tau Chris pasti sudah punya ide yang bagus.
“ Karena kita sudah terlanjur mengambil tantangan itu kita harus memberikan yang terbaik. Mengerti Semua !!”
“ Siap mengerti !!” jawab mereka serempak, senyum Chris benar-benar terkembang. Ia tau, ia bisa mengandalkan semua anak-anak OSIS.
“ Tapi ketua..” salah seorang anggota OSIS mengacungkan jarinya untuk bertanya.
“ Iya ada apa, Kanya ?” tanya Chris.
“ Lihat ini !” Gadis yang dipanggil Kanya tadi segera memperlihatkan sebuah tayangan dari laptopnya. Semua anggota OSIS pun mulai menonton tayangan yang diperlihatkan Kanya.
“ Dalam waktu semalam, sudah ditentukan lomba apa saja yang akan dilakukan. Dan yang lebih buruk, lebih dari 50 % lomba ada pada bidang kesenian.” tutur Kanya, yang lain hanya mengangguk mengerti. Mereka tau mengapa hal itu bisa jadi sebegitu buruknya.
“ Oke, kita semua disini tau dimana kelemahan sekolah kita. Bidang seni ! Kalian tau kan sekolah kita terlalu mengunggulkan prestasi akademiknya dan bisa dibilang nilai dan prestasi seni sekolah kita itu NOL BESAR.” Chris mulai menjelaskan, yang lain hanya mengangguk.
“ Kanya, kapan waktu perlombaan sekolah kita dengan SMA Swasta Higuchi ?” tanya Chris.
“ 3 minggu lagi.”
“ Oke, mulai dari hari ini kita semua berusaha membujuk murid sekolah kita agar mau berpartisipasi dalam lomba di bidang seni.”
“ Lalu akademiknya ?” tanya salah seorang anggota OSIS.
“ Kalau urusan akademik semua disini pasti mau dan tidak perlu mencari kandidat lagi. Sekolah kita penuh dengan orang pintar.” Semua mengangguk menyetujui.
“ Tapi untuk lomba kesenian kita tidak bisa berharap banyak.”
“ Tapi kalau hanya kehebatan menyanyi solo, Chris, Cakka, dan kamu Kanya pasti bisa kan ?” kata salah seorang anggota OSIS.
“ Basic kalian kan penyanyi.” sambung yang lainnya.
“ Kalau Chris pasti menang, dilihat dari suara atau teknik oleh vocal semua siswa laki-laki Higuchi yang penyanyi pun masih kalah dengan Chris. Tapi..” perkataan Cakka mengambang, matanya menatap Kanya. Kanya yang ditatap hanya mengerti.
“ Tapi kalau aku, susah menang. Mereka punya Alyssa Saufika Umari, dia hebat. Dia punya suara indah, teknik vokalnya pun bagus. Untuk sekarang belum ada yang bisa menyainginya. Kecuali satu..” mata Kanya menerawang, pelan tangannya bergerak menghapus air matanya yang tiba-tiba turun.
“ Sudahlah jangan menangis !” Cakka mengelus pelan kepala Kanya, Kanya kembali duduk di bangkunya.
“ Dia disana untuk mendapat yang terbaik Kanya.” Chris berusaha tegar namun kesedihan belum juga hilang dari kedua bola matanya.
“ Kenapa Kanya mena…” belum sempat orang itu bertanya Chris sudah memotongnya.
“ Sudah !! Pokonya kita semua berusaha. Sekarang masing-masing anggota OSIS dengan 1 kelompok 3 orang mensosialisikan ke masing-masing kelas.” Perintah Chris dengan tegas, semua anggota OSIS segera berhamburan keluar.
><><><><><><><><><><
“ Kamu yakin sekolah kita akan menang ?” tanya seorang gadis cantik berdagu tirus.
“ Yakin, lihat ini !” Laki-laki tadi memperlihatkan daftar lomba sekolah mereka dengan SMA Swasta Higarashi.
“ Betul juga, walau kita tidak terlalu unggul dalam bidang akademik tapi di bidang seni mungkin kita juaranya. Apalagi lebih dari 50 % lomba berada di bidang seni.” tutur gadis cantik lainnya.
“ Kalau gitu segera kita bagi tugas dan bidang lombanya.” tutur gadis cantik berdagu tirus tadi.
“ Siap wakil ketua OSIS !” Gadis itu hanya tersenyum tipis, semua anggota OSIS pun mulai bergerak.
“ Fy, ketua OSIS kita kemana ?” tanya gadis cantik tadi pada gadis berwajah tirus. Ify, gadis tadi hanya menggeleng tanda tidak tau. Tapi beberapa saat ia ingat sesuatu.
“ Shil, Hari ini tanggal berapa ?” tanya Ify.
“ Tanggal 15 Juli, emang kenapa ?” tanya Shilla.
“ Aku tau dimana dia. Sekarang aku pergi dulu yaa. Kamu bantu yang lain gih.” Perintah Ify.
“ Siap deh neng Ify..” Ify hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan ruang OSIS.
><><><><><><><><><
“ Jelek banget responnya..” Semua anggota OSIS kini menghela nafas panjang. Mereka kewalahan menghadapi respon murid SMAnya. Bukan karena mereka selalu ribut jika diberi tau tapi karena mereka tak mau member respon apa-apa.
“ Yang ada di otak mereka itu hanya pelajaran saja.” tutur Cakka kesal. Bayangkan saja ia sudah mendatangi 5 kelas tapi respon yang ia terima tetap sama. Bagaimana mungkin tidak kesal.
“ Aku juga gak nyangka kalau responnya seburuk ini.” Chris ikut duduk lemas di kursinya.
“ Apa kita harus mengaku kalah saja ketua ?” tanya salah seorang anggota OSIS.
“ Jangan pernah lakuin itu.”
><><><><><><><><><
“ Gab..” panggil Ify pelan. Gabriel yang dipanggil Ify pun hanya menoleh sebentar lalu tersenyum.
“ Mikirin dia lagi ?” tanya Ify.Sebenarnya tanpa bertanya pun Ify sudah tau jawabannya. Gabriel hanya memandang Ify sambil tersenyum.
“ Sudah satu tahun berlalu sejak dia pergi ninggalin kita. Sejak saat itu pula dia gak pernah ngasih kabar.” Gabriel menyandarkan tubuhnya di bangku taman. Ify menatapnya.
“ Dan dia selalu ada dihatimu Gab..” batin Ify.
“ Aku juga rindu banget sama dia.” Tutur Ify.
“ Oh iya kamu sudah tau ?” Ify menatap Gabriel, Gabriel balik menatapnya.
“ Sudah ! Masalah SMA kita sama SMAnya Chris kan ?” Gabriel tersenyum.
“ Dan pasti ini ulah Cakka sama Alvin ?” tebak Gabriel lagi.
“ Seratus buat kamu !!”
“ Perasaan Alvin sama Cakka itu gak bisa akur banget yaa..” lanjut Ify.
“ Iya, mereka saingan terus sebagai penyanyi solo yang sama-sama keren.” Senyum terkembang di bibir Gabriel.
“ Iya tuh sama-sama cakep juga.” Balas Ify.
“ Ciee.. sama-sama cakep nih yee..” goda Gabriel.
“ Apasih Gab…”
“ Yang aku suka cuma kamu. Tapi dimata dan dihatimu cuma ada dia, bukan aku.” Batin Ify, matanya menatap setiap lekuk wajah tampan milik Gabriel.
><><><><><><><><><
“ Pasrahhhh…” teriak Chris keras, ia kemudian berjalan dengan langkah gontai di koridor kelas. Karena tidak melihat jalan ia menabrak salah satu guru TU yang sedang terburu-buru.
Dengan cepat Chris membantu guru itu membereskan lembaran-lembaran kertas milik guru itu yang bertebaran. Chris pun menunduk sebagai tanda permintaan maaf, guru itu hanya tersenyum dan berlalu.
“ Hoiii Chriss..” terdengar panggilan dari suara yang amat ia kenal. Chris pun membalikkan badannya dan melihat Cakka dan Kanya yang berjalan ke arahnya.
“ Kita nyerah dehh..” Kanya dan Cakka hanya berkata dengan wajah sebal.
“ Mereka makin gak peduli.” Chris hanya tersenyum kecut.
“ Aku tau, tak semudah itu meluluhkan hati mereka.” Mata Chris mulai memandang ke sekitarnya. Menatap sekolahnya yang benar-benar sepi, padahal saat ini sedang jam istirahat. Seperti biasa pastinya, jam segini semua murid sedang belajar di perpustakaan yang luasnya melebihi bangunan sekolah ini.
“ Mereka semua di perpus.” kata Kanya, Chris tersenyum kecut lagi. Matanya kembali menatap ke sekitar. Pandangannya jatuh pada selembar kertas yang ada di lantai.
“ Itu kan milik guru tadi..” dengan cepat Chris mengambil kertas itu. Ia sempat membacanya sekilas, kemudian ia tertarik pada sebuah nama. Nama yang sangat ia kenal, nama yang sanga ia rindukan, nama yang begitu ia cintai.
Kembali Chris membaca pelan isi kertas itu. Dan kali ini dia menangis, Cakka dan Kanya tersentak kaget melihat Chris yang tiba-tiba menangis.
“ Kenapa kamu menangis Chris ?” tanya Cakka dan Kanya.
“ Aku akan bertemu lagi dengannya. Dia kembali !! Dan kita punya harapan.” Tiba-tiba saja senyum terukir di bibir Chris.
“ Chris, jelaskan apa maksudmu ?” Cakka dan Kanya sudah mulai heran dengan tingkah laku Chris.
“ Lihat ini ! Kalian lihat ini ! Kita bisa pasti bisa !” Cakka dan Kanya yang sudah penasaran pun langsung mengambil kertas yang di bawa Chris dan membacanya.
Daftar Siswa Pindahan Bulan Juli SMA Swasta Higashi
12. Sivia Azizah
Mata Kanya dan Cakka membulat lebar. Senyum dan air mata jelas tergambar dari wajah Kanya, Cakka sendiri hanya tersenyum tipis.
“ Dia kembali…” Chris bersorak kencang.
><><><><><><><><><
Beda disana beda disini
Entah mengapa sedari tadi Gabriel merasa ada getaran hebat di dadanya. Bukan karena ia melihat perempuan yang sangat cantik, atau mendapat barang yang ia inginkan sejak lama. Ia tak tau apa yang dirasakan. Rasanya hatinya benar-benar bergetar hebat. Mungkin hal yang baik akan datang padanya.
><><><><><><><><><
Baru saja gadis cantik itu turun dari pesawat. Kini ia berjalan di lobi bandara. Wajah cantiknya tidak dapat di tutupi dengan topi yang ia pakai. Yang berbeda dari dirinya adalah tubuhnya yang sekarang kurus bahkan bisa dibilang sangat kurus. Tapi senyum tetap terkembang di bibirnya yang manis.
“ I’m come back !!”
***********
***Makasih udah mau baca***
***Tinggalkan jejak bagi yang udah baca, biar penulisnya semangat***
_mei_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar