Destiny, You and Me Part 5
~ Kemah Idola ~
Ketukan halus dari pintu kamarnya membuat gadis itu terbangun dari mimpinya. Perlahan ia menggeliat ke kanan dan ke kiri. Pelan gadis itu membuka matanya yang masih terasa lengket.
“ Iya Bu, Via udah bangun kok.” balasnya cukup keras.
“ Cepat bangun, hari ini kan kamu ada acara, mana acaranya pagi lagi.” tutur sang Ibu dari luar kamar.
“ Iya, Via tinggal mandi aja kok.” Perlahan Sivia bangkit dari tidurnya dan kini ia duduk di atas tempat tidur, puas mendengar jawaban sang anak, sang ibu pun berjalan meninggalkan kamar itu.
Sivia berjalan menuju ke kamar mandi sembari mengingat hari kemarin yang cukup melelahkan. Dengan serentetan pertanyaan yang dilontarkan Gabriel dan semua sahabatnya. Sivia hanya tersenyum miris. Kemarin, hampir seharian penuh ia berbohong.
Ia selalu berkata kalau operasinya berjalan lancar dan dia sekarang sudah sangat sehat. Tapi nyatanya ?? Operasi itu tidak pernah terjadi, semuanya batal ! Dan pastinya sampai sekarang ia belum sembuh, penyakit ini terus saja menggerogoti tubuhnya. Tuhan masih terlalu sayang padanya. Maka dari itu cobaan masih diberikan padanya.
Sivia mengusap air matanya yang tiba-tiba saja menetes. Ia menatap bayang dirinya di cermin dan berkata dengan tegas.
“ Aku kuat !”
>
Pagi ini banyak sekali para idola remaja yang berkumpul disini. Di salah satu lapangan parkir studio televisi milik salah satu stasiun tv swasta. Mereka semua terlihat sangat akrab. Mereka asyik berbincang sampai salah seorang wanita dewasa berbicara pada mereka semua.
Semua yang ada disana hanya medengarkan sambil sesekali mengangguk ataupun menggeleng. Setelah wanita itu mengakhiri bicaranya, kumpulan idola beda manajemen itu segera masuk ke dalam bus yang sudah disiapkan oleh panitia acara ini.
“ Oke, sebelum kita berangkat mari kita cek satu persatu peserta kemah idola.” kata Dinda, salah seorang staf dari acara itu.
“ Alyssa Saufika….”
“ ………”
“……….”
“ Christoffer Nelwan…”
“………”
“…………”
“ Gabriel Stevent….”
“………”
“……..”
“ Sivia Azizah..” Semua orang saling berpandangan, selain karena terkejut juga karena staf acara ini sudah mengulang nama itu sampai 3 kali dan belum ada balasan sama sekali.
“ Maaf, saya terlambat !” nafas Sivia terdengar ngos-ngosan, bahkan keringat sudah bercucuran dari dahinya. Staf tadi hanya tersenyum dan mempersilahkannya duduk.
Sivia benar-benar merasa risih saat semua orang disana menatapnya. Tapi ia tetap berusaha mengabaikan hal itu. Pandangan mata Sivia kemudian jatuh pada Gabriel yang sedang melambai padanya sembari menepuk bangku kosong disebelahnya. Sivia hanya tersenyum, berjalan melewati Gabriel dan bangkunya.
Kini Sivia berhenti di depan seorang gadis yang tengah asyik mendengarkan lagu.
“ Boleh aku duduk disini ?” tanya Sivia, senyum masih terkembang dibibirnya.
“ Dasar bodoh, kenapa harus tanya sih. Sini duduk aja.” Ify gadis itu, menyambut dengan senang hati.
Tak lama bus itu pun berangkat meninggalkan padatnya kota Jakarta.
“ Fy, kenapa semua orang memandangiku ?” tanya Sivia memecah keheningan diantara mereka.
“ Apa karena aku tak pantas berada dalam kumpulan idola seperti ini ?”
“ Aku tau kok, aku kan udah bukan idola lagi, semenjak aku pergi ke luar negeri. Meninggalkan semua gemerlap dunia hiburan.”
Ify hanya tersenyum mendengar penuturan Sivia. Tangannya menepuk pelan bahu Sivia.
“ Bukan ! Mungkin mereka kaget aja. Apalagi kamu satu-satunya yang terlambat.” Sivia hanya mengangguk dan diam dalam pikirannya.
>
“ Gab, selamat buat Higuchi.” Chris memberikan ucapan selamat pada Gabriel, hal yang tidak sempat ia lakukan kemarin. Memang sekarang Chris duduk disamping Gabriel, karena Cakka yang seharusnya menjadi teman sebangkunya dengan seenaknya memakan tempat mereka berdua.
“ Apaan sih, sekolah kita kan seri. Sekolah kita berdua sama-sama pemenang.” Gabriel hanya tersenyum membalas ucapan Chris.
“ Tapi lain kali, aku takkan kalah.” ucap Gabriel tegas, Chris hanya tersenyum memandang Gabriel.
“ Aku juga tidak akan pernah kalah, dari Higuchi ataupun darimu.” kata Chris tegas, Gabriel mengangguk, ia mengerti jelas apa maksud perkataan Chris.
“ Walau begitu ada hal yang lebih menyenangkan dari itu.” Chris hanya tersenyum, setidaknya ia tau apa yang dimaksud Gabriel.
“ Dia kembali dan sekarang dia sudah sembuh.” cepat-cepat Chris menunduk saat Gabriel mengucapkan kata sembuh.
“ Dia belum sembuh Gab, asal kamu tau.” ungkap Chris dalam hatinya.
>
Kini para idola remaja itu sudah turun dari bus, mereka semua menikmati sejuknya udara pegunungan yang pelan menerpa tubuh mereka. Udara yang tidak bisa mereka dapatkan di Ibukota.
“ Kanya….” panggil Sivia. Kanya pun segera mendekat ke arah Sivia.
“ Kita satu kamar kan ?” tanya Sivia, Kanya hanya mengangguk dan tersenyum.
“ Yeaayyy…” sorak Sivia dan Kanya senang.
“ Hoii, berduaan aja nih. Pacaran, pacaran.” goda Chris dan Cakka yang baru datang.
“ Iri ya bang..” goda Sivia.
“ Mau ikut pacaran, sini,sini..” tambah Kanya.
“ Tau gak Vi ?”
“ Gak…”
“ Iiiihhh.., asal samber aja sih..” Cakka hanya dapat menggembungkan pipinya karena kesal.
“ Iya, ada apa sih ??” Sivia hanya tersenyum menghadapi respon Cakka.
“ Kamu berubah tau.” kata Cakka sambil memandang Sivia dari atas ke bawah.
“ Berubah apaan ? Emang aku sailor moon.” Sivia hanya tersenyum jail.
“ Bukan gitu piaaaa….” Dengan gemasnya Cakka mencubit pipi Sivia.
“ Lepassss Cakkaaa..” Sivia mencoba melepas jari-jari Cakka dari pipinya namun usahanya gagal. Dengan cepat Sivia memandang Chris dan Kanya yang ada disana, mengharap pertolongan mereka.
“ Plaaakkk.. Plaaakkkk..” dengan sadisnya Chris memukul kedua tangan Cakka yang masih asik nangkring di pipi Sivia.
“ Aduhhh, sakitt Chris..” Cakka pun mengamuk sambil memelototi Chris.
“ Hahahahaha…” Cakka, Kanya, dan Sivia pun tertawa renyah.
Sedangkan dari lain sisi, ada beberapa orang yang memandang tidak suka ke arah kumpulan remaja itu.
>
Kini matahari telah terbenam, semua orang yang tadinya istirahat di kamar pun sudah banyak yang berkumpul di aula penginapan. Acara Kemah Idola, memang sengaja di buka malam hari ini. Kasak-kusuk pun sudah terdengar di seluruh ruangan, apalagi ini adalah acara spesial dari stasiun tv swasta tersebut.
Acara dibuka dengan alunan suara lembut dari beberapa idola yang telah dipilih. Hingga sampai pada inti acara yaitu pembukaan program special stasiun tv swasta ini dan pemberitahuan segala susunan acara untuk 5 hari ke depan begitu juga dengan serentetan aturan yang harus dipatuhi selama acara ini berlangsung.
“ Gimana acaranya ?” tanya Ify, sekarang Ify dan Sivia sedang duduk bersama dibawah sinar rembulan. Mereka berdua memang sengaja kabur dari acara pembukaan yang menurut mereka sangat membosankan.
“ Kalau cuma kayak gini nih, semua yang disini bisa mati bosan.” Sivia berkata dengan lembut sambil memandang ke arah langit malam yang bertaburan bintang.
“ Disini enak ya fy, kita bisa melihat bintang yang tidak bisa kita lihat di langit malam kota Jakarta.” Ify tersenyum mendengar penuturan Sivia.
“ Kamu tidak banyak berubah ya Vi.” Sivia memandang Ify, Ify pun balik memandang Sivia. Lama berpandangan mereka pun tertawa.
“ Kamu juga. Tetap sahabat terbaikku. Aku sayang banget sama kamu.” Sivia memeluk Ify dengan erat, awalanya Ify ragu untuk membalas tapi ia akhirnya membalas pelukan Sivia.
“ Aku tidak sebaik itu Via. Karena aku juga mencintai orang yang kau cintai. Maaf !” ungkap Ify dalam hatinya.
“ Kok aku gak diajak pelukan sihhh..” goda Gabriel yang baru saja datang bersama Dayat.
“ Apaan deh Gabbbb…” tutur Ify dan Sivia bersamaan. Mereka pun melepas pelukan mereka dan memandang dua orang dihadapan mereka.
“ Kok kamu disini ?” tanya Ify.
“ Tadi aku lihat kamu sama Sivia kabur. Ya udah deh, aku ikutan. Toh acaranya ngebosenin banget.” jawab Gabriel.
“ Bete..”
“ Lalu ?” tanya Ify sambil memandang Dayat.
“ Oh Dayat, dia aku paksa ikut. Kan gak asik kalau kabur sendirian.” Gabriel hanya nyengir lebar sementara Ify dan Sivia hanya geleng-geleng kepala.
“ Dayat, kamu gak suka aku balik kesini ya ?” tanya Sivia tiba-tiba, sementara Gabriel dan Ify sendiri hanya terdiam. Tidak mengerti arti pertanyaan Sivia.
“ Emm…” terlihat sekali kalau Dayat gelisah setelah mendengar pertanyaan Sivia itu.
“ Bukan gitu kok. Aku senang. Mana mungkin aku gak senang kamu kembali.” Dayat hanya bisa menggaruk kepalanya sambil mengatakan kebohongan itu.
“ Aku cuma gak mau Ify sedih karena kamu kembali dan akan mengambil semua perhatian milik Gabriel. Maaf Via.” ucap Dayat dalam hati.
“ Ohh..”
“ Aku tau ! Sangat tau ! Alasan kenapa wajahmu seperti itu. Tapi aku tidak pernah berniat buruk.” Sivia mengatakan hal itu dengan tegas kepada Dayat, sedangkan Dayat hanya terdiam kaku.
“ Via, kamu bicara apasih ?” tanya Ify dan Gabriel bersamaan.
“ Bukan apa-apa kok. Aku kembali dulu yaaa… Bye !” pamit Sivia.
>
“ Via, beneran kamu mau ikut ? Wajahmu pucat banget tau. Kamu sakit ?” Sivia hanya menggeleng menjawab pertanyaan Kanya.
“ Gak enak. Udah diundang malah gak ikut acara awal.” balas Sivia sambil bercermin, melihat pantulan dirinya di cermin.
“ Ya udah aku tunggu diluar. Kumpul 10 menit lagi buat pembagian kelompok.”
Setelah Kanya keluar Sivia hanya bisa memandangi pantulan dirinya pada cermin. Perlahan kedua tangannya mengusap pipinya dengan lembut.
“ Tampaknya tubuhku benar-benar sedang kacau.” tuturnya pelan.
“ Harusss kuat Sivia !”
****
***terimakasih udah mau baca***
***tinggalkan jejak bagi yang udah baca***
_mei_
~ Kemah Idola ~
Ketukan halus dari pintu kamarnya membuat gadis itu terbangun dari mimpinya. Perlahan ia menggeliat ke kanan dan ke kiri. Pelan gadis itu membuka matanya yang masih terasa lengket.
“ Iya Bu, Via udah bangun kok.” balasnya cukup keras.
“ Cepat bangun, hari ini kan kamu ada acara, mana acaranya pagi lagi.” tutur sang Ibu dari luar kamar.
“ Iya, Via tinggal mandi aja kok.” Perlahan Sivia bangkit dari tidurnya dan kini ia duduk di atas tempat tidur, puas mendengar jawaban sang anak, sang ibu pun berjalan meninggalkan kamar itu.
Sivia berjalan menuju ke kamar mandi sembari mengingat hari kemarin yang cukup melelahkan. Dengan serentetan pertanyaan yang dilontarkan Gabriel dan semua sahabatnya. Sivia hanya tersenyum miris. Kemarin, hampir seharian penuh ia berbohong.
Ia selalu berkata kalau operasinya berjalan lancar dan dia sekarang sudah sangat sehat. Tapi nyatanya ?? Operasi itu tidak pernah terjadi, semuanya batal ! Dan pastinya sampai sekarang ia belum sembuh, penyakit ini terus saja menggerogoti tubuhnya. Tuhan masih terlalu sayang padanya. Maka dari itu cobaan masih diberikan padanya.
Sivia mengusap air matanya yang tiba-tiba saja menetes. Ia menatap bayang dirinya di cermin dan berkata dengan tegas.
“ Aku kuat !”
>
Pagi ini banyak sekali para idola remaja yang berkumpul disini. Di salah satu lapangan parkir studio televisi milik salah satu stasiun tv swasta. Mereka semua terlihat sangat akrab. Mereka asyik berbincang sampai salah seorang wanita dewasa berbicara pada mereka semua.
Semua yang ada disana hanya medengarkan sambil sesekali mengangguk ataupun menggeleng. Setelah wanita itu mengakhiri bicaranya, kumpulan idola beda manajemen itu segera masuk ke dalam bus yang sudah disiapkan oleh panitia acara ini.
“ Oke, sebelum kita berangkat mari kita cek satu persatu peserta kemah idola.” kata Dinda, salah seorang staf dari acara itu.
“ Alyssa Saufika….”
“ ………”
“……….”
“ Christoffer Nelwan…”
“………”
“…………”
“ Gabriel Stevent….”
“………”
“……..”
“ Sivia Azizah..” Semua orang saling berpandangan, selain karena terkejut juga karena staf acara ini sudah mengulang nama itu sampai 3 kali dan belum ada balasan sama sekali.
“ Maaf, saya terlambat !” nafas Sivia terdengar ngos-ngosan, bahkan keringat sudah bercucuran dari dahinya. Staf tadi hanya tersenyum dan mempersilahkannya duduk.
Sivia benar-benar merasa risih saat semua orang disana menatapnya. Tapi ia tetap berusaha mengabaikan hal itu. Pandangan mata Sivia kemudian jatuh pada Gabriel yang sedang melambai padanya sembari menepuk bangku kosong disebelahnya. Sivia hanya tersenyum, berjalan melewati Gabriel dan bangkunya.
Kini Sivia berhenti di depan seorang gadis yang tengah asyik mendengarkan lagu.
“ Boleh aku duduk disini ?” tanya Sivia, senyum masih terkembang dibibirnya.
“ Dasar bodoh, kenapa harus tanya sih. Sini duduk aja.” Ify gadis itu, menyambut dengan senang hati.
Tak lama bus itu pun berangkat meninggalkan padatnya kota Jakarta.
“ Fy, kenapa semua orang memandangiku ?” tanya Sivia memecah keheningan diantara mereka.
“ Apa karena aku tak pantas berada dalam kumpulan idola seperti ini ?”
“ Aku tau kok, aku kan udah bukan idola lagi, semenjak aku pergi ke luar negeri. Meninggalkan semua gemerlap dunia hiburan.”
Ify hanya tersenyum mendengar penuturan Sivia. Tangannya menepuk pelan bahu Sivia.
“ Bukan ! Mungkin mereka kaget aja. Apalagi kamu satu-satunya yang terlambat.” Sivia hanya mengangguk dan diam dalam pikirannya.
>
“ Gab, selamat buat Higuchi.” Chris memberikan ucapan selamat pada Gabriel, hal yang tidak sempat ia lakukan kemarin. Memang sekarang Chris duduk disamping Gabriel, karena Cakka yang seharusnya menjadi teman sebangkunya dengan seenaknya memakan tempat mereka berdua.
“ Apaan sih, sekolah kita kan seri. Sekolah kita berdua sama-sama pemenang.” Gabriel hanya tersenyum membalas ucapan Chris.
“ Tapi lain kali, aku takkan kalah.” ucap Gabriel tegas, Chris hanya tersenyum memandang Gabriel.
“ Aku juga tidak akan pernah kalah, dari Higuchi ataupun darimu.” kata Chris tegas, Gabriel mengangguk, ia mengerti jelas apa maksud perkataan Chris.
“ Walau begitu ada hal yang lebih menyenangkan dari itu.” Chris hanya tersenyum, setidaknya ia tau apa yang dimaksud Gabriel.
“ Dia kembali dan sekarang dia sudah sembuh.” cepat-cepat Chris menunduk saat Gabriel mengucapkan kata sembuh.
“ Dia belum sembuh Gab, asal kamu tau.” ungkap Chris dalam hatinya.
>
Kini para idola remaja itu sudah turun dari bus, mereka semua menikmati sejuknya udara pegunungan yang pelan menerpa tubuh mereka. Udara yang tidak bisa mereka dapatkan di Ibukota.
“ Kanya….” panggil Sivia. Kanya pun segera mendekat ke arah Sivia.
“ Kita satu kamar kan ?” tanya Sivia, Kanya hanya mengangguk dan tersenyum.
“ Yeaayyy…” sorak Sivia dan Kanya senang.
“ Hoii, berduaan aja nih. Pacaran, pacaran.” goda Chris dan Cakka yang baru datang.
“ Iri ya bang..” goda Sivia.
“ Mau ikut pacaran, sini,sini..” tambah Kanya.
“ Tau gak Vi ?”
“ Gak…”
“ Iiiihhh.., asal samber aja sih..” Cakka hanya dapat menggembungkan pipinya karena kesal.
“ Iya, ada apa sih ??” Sivia hanya tersenyum menghadapi respon Cakka.
“ Kamu berubah tau.” kata Cakka sambil memandang Sivia dari atas ke bawah.
“ Berubah apaan ? Emang aku sailor moon.” Sivia hanya tersenyum jail.
“ Bukan gitu piaaaa….” Dengan gemasnya Cakka mencubit pipi Sivia.
“ Lepassss Cakkaaa..” Sivia mencoba melepas jari-jari Cakka dari pipinya namun usahanya gagal. Dengan cepat Sivia memandang Chris dan Kanya yang ada disana, mengharap pertolongan mereka.
“ Plaaakkk.. Plaaakkkk..” dengan sadisnya Chris memukul kedua tangan Cakka yang masih asik nangkring di pipi Sivia.
“ Aduhhh, sakitt Chris..” Cakka pun mengamuk sambil memelototi Chris.
“ Hahahahaha…” Cakka, Kanya, dan Sivia pun tertawa renyah.
Sedangkan dari lain sisi, ada beberapa orang yang memandang tidak suka ke arah kumpulan remaja itu.
>
Kini matahari telah terbenam, semua orang yang tadinya istirahat di kamar pun sudah banyak yang berkumpul di aula penginapan. Acara Kemah Idola, memang sengaja di buka malam hari ini. Kasak-kusuk pun sudah terdengar di seluruh ruangan, apalagi ini adalah acara spesial dari stasiun tv swasta tersebut.
Acara dibuka dengan alunan suara lembut dari beberapa idola yang telah dipilih. Hingga sampai pada inti acara yaitu pembukaan program special stasiun tv swasta ini dan pemberitahuan segala susunan acara untuk 5 hari ke depan begitu juga dengan serentetan aturan yang harus dipatuhi selama acara ini berlangsung.
“ Gimana acaranya ?” tanya Ify, sekarang Ify dan Sivia sedang duduk bersama dibawah sinar rembulan. Mereka berdua memang sengaja kabur dari acara pembukaan yang menurut mereka sangat membosankan.
“ Kalau cuma kayak gini nih, semua yang disini bisa mati bosan.” Sivia berkata dengan lembut sambil memandang ke arah langit malam yang bertaburan bintang.
“ Disini enak ya fy, kita bisa melihat bintang yang tidak bisa kita lihat di langit malam kota Jakarta.” Ify tersenyum mendengar penuturan Sivia.
“ Kamu tidak banyak berubah ya Vi.” Sivia memandang Ify, Ify pun balik memandang Sivia. Lama berpandangan mereka pun tertawa.
“ Kamu juga. Tetap sahabat terbaikku. Aku sayang banget sama kamu.” Sivia memeluk Ify dengan erat, awalanya Ify ragu untuk membalas tapi ia akhirnya membalas pelukan Sivia.
“ Aku tidak sebaik itu Via. Karena aku juga mencintai orang yang kau cintai. Maaf !” ungkap Ify dalam hatinya.
“ Kok aku gak diajak pelukan sihhh..” goda Gabriel yang baru saja datang bersama Dayat.
“ Apaan deh Gabbbb…” tutur Ify dan Sivia bersamaan. Mereka pun melepas pelukan mereka dan memandang dua orang dihadapan mereka.
“ Kok kamu disini ?” tanya Ify.
“ Tadi aku lihat kamu sama Sivia kabur. Ya udah deh, aku ikutan. Toh acaranya ngebosenin banget.” jawab Gabriel.
“ Bete..”
“ Lalu ?” tanya Ify sambil memandang Dayat.
“ Oh Dayat, dia aku paksa ikut. Kan gak asik kalau kabur sendirian.” Gabriel hanya nyengir lebar sementara Ify dan Sivia hanya geleng-geleng kepala.
“ Dayat, kamu gak suka aku balik kesini ya ?” tanya Sivia tiba-tiba, sementara Gabriel dan Ify sendiri hanya terdiam. Tidak mengerti arti pertanyaan Sivia.
“ Emm…” terlihat sekali kalau Dayat gelisah setelah mendengar pertanyaan Sivia itu.
“ Bukan gitu kok. Aku senang. Mana mungkin aku gak senang kamu kembali.” Dayat hanya bisa menggaruk kepalanya sambil mengatakan kebohongan itu.
“ Aku cuma gak mau Ify sedih karena kamu kembali dan akan mengambil semua perhatian milik Gabriel. Maaf Via.” ucap Dayat dalam hati.
“ Ohh..”
“ Aku tau ! Sangat tau ! Alasan kenapa wajahmu seperti itu. Tapi aku tidak pernah berniat buruk.” Sivia mengatakan hal itu dengan tegas kepada Dayat, sedangkan Dayat hanya terdiam kaku.
“ Via, kamu bicara apasih ?” tanya Ify dan Gabriel bersamaan.
“ Bukan apa-apa kok. Aku kembali dulu yaaa… Bye !” pamit Sivia.
>
“ Via, beneran kamu mau ikut ? Wajahmu pucat banget tau. Kamu sakit ?” Sivia hanya menggeleng menjawab pertanyaan Kanya.
“ Gak enak. Udah diundang malah gak ikut acara awal.” balas Sivia sambil bercermin, melihat pantulan dirinya di cermin.
“ Ya udah aku tunggu diluar. Kumpul 10 menit lagi buat pembagian kelompok.”
Setelah Kanya keluar Sivia hanya bisa memandangi pantulan dirinya pada cermin. Perlahan kedua tangannya mengusap pipinya dengan lembut.
“ Tampaknya tubuhku benar-benar sedang kacau.” tuturnya pelan.
“ Harusss kuat Sivia !”
****
***terimakasih udah mau baca***
***tinggalkan jejak bagi yang udah baca***
_mei_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar