Minggu, 10 Juli 2011

Lihat Lebih Dekat Part 1


Lihat Lebih Dekat Part 1
~ Awal Mula Kisah Ini. ~

Cinta itu tak pernah memandang
Memandang antara perbedaan
Tapi cinta sejati adalah cinta yang tak membutakan kita
Cinta itu ada untuk saling melengkapi
Cinta itu tak terwujud hanya karena keinginan sepihak
Dan cinta itu adalah kamu


                Dengan kecepatan yang sedang gadis itu berjalan membelah udara. Gadis manis dan cantik yang berkulit sangat putih itu berjalan tanpa menoleh ke arah siapapun. Pandangan matanya lurus ke depan. Bola mata indahnya sepertinya tak tertarik untuk melihat orang-orang disekelilingnya. Bahkan mulutnya pun tetap terkunci walau dengan jelas ia mendengar sindiran-sindiran pedas yang ditujukan untuk dirinya.

                Saat mendengar sindirian pedas itu yang ia lakukan hanya mengeratkan pegangan tangannnya ke alat-alat melukis yang ia bawa sedari tadi. Kadang jika ia merasa sindiran semakin pedas ia hanya menatap mereka tajam. Tatapan itu cukup membuat mereka bungkam.

“ Sivia….” dari arah belakang terdengar panggilan yang ditujukan untuk gadis itu. Gadis itu berhenti sejenak, ia sangat hafal dengan suara itu. Ia lebih memilih memutar badannya dan menatap sesosok lelaki dan perempuan yang tadi memanggilnya.

                Laki-laki dan perempuan itu pun menghampiri sivia dengan wajah yang cukup berseri.
“ Lama tak jumpa.” Ucap laki-laki itu.
“ Tak sebaiknya kita bicara disini, Gab, Fy mari kita ke kelas saja.” Setelah berkata demikian Sivia langsung pergi menuju ke arah kelas dengan diikuti oleh dua sahabatnya, Gabriel Jonathan Lubis atau yang lebih akrab dipanggil Iel dan Alyssa Saufika Maharani yang akrab dipanggil Ify.

                Persahabatan mereka itu menurut orang-orang begitu aneh. Kenapa tidak ?? Mereka mempunyai sifat yang berbeda-beda bahkan sangat berbeda, setidaknya itulah yang ada dipandangan mereka. Yang pertama adalah Sivia Imelda Puri dia adalah gadis yang benar-benar cantik dan manis tetapi sayang ia sangat  dingin, cuek, dan sangat tidak bersahabat. Bahkan siswa-siswa lain memberinya julukan Putri Es.

Yang kedua adalah Alyssa Saufika Maharani, dia adalah gadis yang sangat cantik, bentuk wajahnya yang tirus pun menjadi daya tarik tersendiri baginya. Hanya sayang, Ify begitu akrab dia dipanggil adalah seorang yang cenderung pendiam dan tertutup itulah kadang yang membuat para laki-laki segan untuk mendekatinya.

                Yang terakhir adalah Gabriel Jonathan Lubis atau yang lebih dikenal dengan sebutan Iel atau Gabriel. Sangat berbanding terbalik dengan kedua sahabatnya, Iel adalah tipe laki-laki yang ramah, baik, pintar, apalagi ia sekarang adalah Ketua OSIS SMA Swasta Higashi. Banyak sekali siswa-siswi disana heran dengan mereka bertiga, sifat mereka yang sangat berbeda tapi mereka bisa menjadi sahabat bahkan mereka pun sangat dekat.

                Yang lebih mengejutkan lagi adalah seorang Putri Es SMA Swasta Higashi memiliki seorang kakak yang sangat ramah, baik hati, murah senyum, dan seorang idola SMA Swasta Higashi. Ia adalah Mario Praditya Putra, ia juga mantan kapten tim basket sekaligus mantan Ketua OSIS. Usianya hanya terpaut satu tahun dengan adiknya Sivia.

“ Mau bicara apa ?” Sivia bertanya kepada kedua sahabatnya sambil duduk di bangku barunya.
“ Tak apa, kami hanya rindu. Bukan begitu, Ify.” Gabriel berkata begitu sambil mendudukkan dirinya di bangku yang berada tepat di depan Sivia, sedang Ify hanya membenarkannya dengan mengangguk kecil.

                Sesekali Gabriel mencairkan suasana dengan candaan lucunya. Kalau Ify masih bisa memberikan sedikit responnya tapi Sivia hanya diam sembari memegang kuas lukisnya. Yah begitulah Sivia, ia sangat suka melukis karena baginya segala keinginannya bisa ia wujudkan dengan melukis. Saat ia ingin pergi ke suatu tempat namun tak bisa, ia bisa melukis tempat itu. Saat ia ingin bertemu seseorang namun tak bisa, ia bisa melukis wajah orang itu.

                Gabriel hanya tersenyum, ia tau walau bagaimana pun ia akan susah mendapat respon Sivia di sekolah. Tapi jika mereka bertiga sudah berkumpul di luar sekolah maka suasana hangat dan akrab akan mereka dapatnya. Agak sedikit membingungkan juga. Karena jika di luar sekolah sikap Ify dan Sivia akan berubah 180 derajat.

                Ify yang pendiam akan menjadi seseorang yang cerewet, Sivia yang dingin dan cuek akan menjadi gadis manis dan perhatian. Tapi Gabriel yang ramah dan baik tetap akan menjadi orang yang ramah dan baik. Mungkin itu yang membuat persahabatan yang mereka bina sejak SD ini takkan pernah pudar. Hanya terkadang Gabriel bingung dengan sikap kedua sahabatnya itu.

“ Mau kemana ?” Gabriel bertanya sambil mendongakkan kepalanya ketika melihat Sivia bangun dari duduknya.
“ Kamar mandi.”
“ Ikut, Via.” Ify berkata dengan tenang sambil bangun dari duduknya, Sivia tak menjawab itu artinya Sivia mengijinkan Ify mengikutinya. Sedang Gabriel hanya duduk di tempatnya tak mungkin juga ia ikut dua sahabat perempuannya ke kamar mandi. Bisa-bisa ia kena tonjok cewek-cewek disana.


“ BRRUUKKKKKK….”


                Gabriel yang tadi fokus dengan materi Kinematika dengan Analisa Vektor pun mengalihkan pandangannya. Dilihatnya dua sahabatnya tengah duduk di lantai, mungkin tidak bisa disebut duduk karena kedua sahabatnya itu meringis kesakitan. Matanya mulai beralih ke 2 orang laki-laki yang berada pada posisi yang sama dengan sahabatnya. Gabriel pun berjalan perlahan mendekati kedua sahabatnya.

“ Are you okey ?” Gabriel bertanya sambil membantu Ify berdiri, setelah itu baru ia membantu Sivia berdiri.
“ I’m Ok.” balas Ify sambil melihat beberapa orang di depannya.

“ Kalau jalan pakai mata.” kata-kata laki-laki itu benar-benar membuat Ify geram, apakah laki-laki itu lupa, siapa yang masuk kelas dengan badan yang tak menghadap ke depan. Saat Ify ingin membalas kata-kata laki-laki itu ia telah didahului.
“ Maaf, jadi jaman sekarang yang benar yang disalahkan. You are stupid.” Kata-kata telak dari Sivia itu sukses membuat laki-laki itu bungkam. Orang-orang disekitarnya hanya cengo. Berani sekali Sivia berkata seperti itu pada seorang anak pemilik sekolah.
“ Stupid ?? Kamu bicara apa ?” laki-laki itu bertanya untuk memastikan pendengarnnya tadi, karena selam ini tak ada yang berani melawannya. Sementara ketiga orang yang berada disekitar laki-laki itu hanya memandang Sivia dengan tatapan tak percaya.
“ Oh, ternyata kamu tuli.” Kata Sivia sambil melenggang keluar kelas diikuti dengan Gabriel dan Ify.


“ Shit, Who is she ?” laki-laki itu bertanya sambil meredam kekesalannya.
“ You don’t know her ?” salah seorang sahabat laki-lakinya malah balik bertanya.
“ I don’t know, it’s not important to me.” Laki-laki itu mulai berkacak pinggang, sementara dua sahabat perempuannya hanya geleng-geleng melihat tingkahnya.
“ Dia dijuluki Putri Es.” Kata salah seorang sahabat perempuannya.
“ Fool.” Ejek laki-laki itu.

“ But, apakah dia tak tau siapa kita ?” tanya laki-laki itu.
“ Entahlah dia terlalu tak peduli kepada hal tak penting, mungkin hidupnya hanya untuk melukis.” Kini sahabatnya yang laki-laki berbicara sambil duduk di salah satu bangku.
“ Lihat saja !! Aku takkan membuat hidupnya nyaman.”

                Mau tau siapa mereka, yang pertama adalah anak sang pemilik sekolah sekaligus seseorang yang dijuliki TM atau Trouble Maker dia adalan Alvin Adhika Karisma, dijuluki Trouble Maker karena ia adalah orang yang paling tega dengan orang lain, ia pun tak segan-segan menghancurkan  hidup orang yang ia benci.

Ia sangat semena-mena mentang-mentang ia adalah anak pemilik sekolah, dengan seenaknya ia datang terlambat, membolos, apalagi ikut tawuran entah sudah berapa kali ia keluar masuk kantor polisi. Walau begitu banyak sekali gadis yang menyukainya, mereka tak peduli akan sikap buruknya yang terpenting bagi mereka adalah ketampanan seorang Alvin jadi takkan malu jika dibawa keman-mana. Apalagi ia tajir sebenarnya bukan Alvin yang tajir tapi orang tuanya.

                Yang kedua adalah sahabatnya Cakka Bayu Arima, sangat berbanding terbalik dengan Alvin, Cakka adalah sosok laki-laki impian, kedua orang tuanya kaya raya, wajahnya pun di atas rata-rata, perilakunya baik, namun setiap gadis yang mendekatinya selalu ia tolak. Mungkin karena sudah ada gadis lain yang memikat hatinya.

                Yang ketiga adalah Zahra Anindita Putri, ia cantik namun ia punya sifat yang cukup buruk. Bukan sifat seperti Alvin tapi sifat yang selalu merasa ia di atas. Ia sangat sombong. Yang terakhir adalah Ashilla Cinthyara dia sangat baik dan lemah lembut. Ia adalah impian setiap laki-laki, perangainya pun sangat baik, sepertinya gadis ini tak mempunyai cela. Namun ia sudah menutup hatinya untuk laki-laki yang ingin mendekatinya karena hatinya telah ia tambatkan pada seseorang.

“ Via, kamu tau siapa orang tadi ?” tanya Ify dengan nada yang agak khawatir.
“ Tidak, gak penting juga.” kata Sivia tenang, Iel hanya terkekeh mendengar penuturan Sivia.
“ Seharusnya tadi aku saja yang melawannya, karena ia pasti segan denganku.” tutur Ify.
“ Haha., kenapa kamu bisa begitu percaya diri.” Sivia hanya menatap Ify dengan tatapan menyepelekan.
“ Jelek banget kamu.” kali ini Ify mulai ngambek dengan sifat Sivia.
“ Sudahlah, Sivia dia tadi adalah anak pemilik sekolah ini sekaligus TM disini.” Iel mulai menjelaskan.
“ Ohh..”
“ Hanya begitu saja responmu.” kata Ify.
“ Bukankah menarik jika aku punya musuh seperti dia.” Dengan tenang Sivia berkata seperti itu, sedang Gabriel dan Ify hanya terkekeh perlahan.
“ iya..” sahut keduanya, mereka bertiga pun memutuskan untuk kembali ke kelas karena bel tanda pelajaran dimulai sudah berdering.

********


*** Cerita ini jus for fun ***
*** Ayo kasih komentar !! Boleh lewat Fb dengan email FB m3i_poe3@yahoo.com atau lewat twitter @eimeinar ***

1 komentar: