Selasa, 09 Agustus 2011
Di Penghujung
Takkan Pernah Habis Air Mataku
Bila Kuingat Tentang Dirimu
Mungkin Hanya Kau Yang Tau
Mengapa Sampai Saat Ini Ku Masih Sendiri
Tempat ini sudah terlihat sepi sekarang, tidak seperti tadi. Isak tangis tak lagi terdengar, yang ada hanya suara semilir angin. Laki-laki itu masih setia berdiri disana, menundukkan kepalanya dalam-dalam. Dengan langkah beratnya ia berjalan ke depan mendekati sebuah gundukan tanah bertabur bunga yang masih basah.
Sambil berjalan disekamya air mata yang berlomba-lomba keluar dari matanya. Ditepi gundukan tanah itu kini ia berjongkok. Tangan besarnya mengelus lembut batu nisan disana. Bulir air mata yang terus berlomba-lomba keluar dari matanya, kali ini tak dihapusnya. Tatapan mata sendu ia pancarkan ke arah gundukan tanah itu.
Kini matanya menerawang jauh, menerawang kesaat-saat terindah dan terburuknya.
~ 7 Agustus 2010 ~
“ BYUUURRR…”
“ maaf kak.” ucap gadis itu sambil menunduk.
“ kalau jalan tuh pakai mata.” bentak laki-laki itu.
“ maaf kak.” kata gadis itu, tubuhnya terlihat agak sedikit bergetar.
“ Rio, udahlah lagian dia juga gak sengaja numpahin minum ke baju kamu.” kata salah seorang sahabatnya yang biasa dipanggil, Alvin.
“ tapi vin., baju aku sekarang basah.” kata rio sambil menatap Alvin.
“ kamu lihat bajunya juga basah.” kata Alvin sambil menunjuk baju gadis yang menabrak rio.
“ maaf kak.” kata gadis itu takut.
“ hahhh..” rio hanya menghela nafas panjangnya.
“ sudahlah., tak apa.” kata rio pasrah sekaligus kasihan pada gadis itu.
“ bener kak.” kata gadis itu sambil mengangkat wajahnya perlahan.
“ iya..” kata rio dengan berat hati.
“ kalau begitu terima kasih kakak.” kata gadis itu, wajahnya kini terlihat sepenuhnya karena dia sudah tak menunduk lagi.
Detik itu juga rio merasakan getaran-getaran aneh di dadanya. Melihat senyum gadis itu, ingin rasanya dia menjaganya.
“ makasih ya kak.” kata gadis itu sambil tersenyum manis.
Entah apa yang membuat rio membalas senyum gadis itu dengan senyum manisnya yang jarang sekali ia tunjukkan. Alvin hanya terpaku melihat sahabatnya tersenyum.
“ Viaaa…” panggil seorang gadis sambil melambaikan tangannya.
“ Kak, via dipanggil sahabat via. Via kesana dulu. Nanti kalau noda di bajunya tidak bisa hilang, kakak bisa cari via di kelas via. Via mau kok tanggung jawab.” kata Sivia nama gadis itu sambil tetap memamerkan senyum manisnya.
“ Jadi nama kamu via, kamu kelas berapa ??” Tanya rio.
“ Iya nama aku sivia, tapi manggilnya via aja. Aku kelas X3.” kata sivia polos.
“ kalau gitu via pamit dulu ya kak.” kata via sambil menyerahkan sapu tangannya.
“ buat bersihin baju kakak.” teriak sivia sambil berlari meninggalkan rio.
“ menarik bukan yo.. !!” kata Alvin sembari menaik turunkan alisnya, rio hanya tersenyum simpul menanggapi perkataan Alvin.
**********
Adakah Disana Kau Rindu Padaku
Meski Kita Kini Ada Di Dunia Berbeda
Bila Masih Mungkin Waktu Ku Putar
Kan Kutunggu Dirimu
Rio masih mengusap air mata yang jatuh dari matanya. Mengingat awal pertemuannya dengan gadis yang benar-benar ia sayangi. Rasanya sangat sesak mengingat itu semua.
~ 27 Agustus 2010 ~
Sivia kini tengah berjalan di koridor bersama sahabatnya, Ify. Senyum manis terkembang di bibir mereka berdua. Dari arah lain ada Rio dan Alvin yang tengah berlarian di koridor. Dan mereka berempat pun dipertemukan dalam sebuah tabrakan kecil.
“ BRRUUUUKKKK”
“ aduhhhh…” rintih mereka berempat.
“ kamu tidak apa-apa ??” Tanya rio pada sivia.
“ ga papa kok.” kata sivia sambil tersenyum manis.
Lagi-lagi jantung rio berdetak lebih cepat melihat senyum sivia itu. Dan dengan agak takut ia ulurkan tangannya pada sivia. Sivia pun dengan senang hati menerima uluran tangan rio.
“ makasih kak.” ucap sivia pelan.
“ sama-sama. Maaf udah buat kamu jatuh.” kata rio sambil mengambil sesuatu dari kantongnya.
“ nih..” kata rio sambil menyodorkan sebuah sapu tangan.
“ makasih udah dirawat.” kata sivia.
“ vi., pergi yuk !!” ajak ify sang sahabat.
“ yuk !!!” balas sivia sambil berjalan meninggalkan rio, tapi terlebih ia sempatkan untuk melambai pada rio.
“ kamu suka yo.” kata Alvin.
“ aku tak tau.” balas rio sambil tetap mempertahankan senyum manisnya.
*********
Biarlah Ku Simpan Sampai Nanti Aku Kan Ada Disana
Kenanglah Diriku Dalam Kedamaian
Ingatlah Cintaku Kau Tak Terlihat Lagi
Namun Cintamu Abadi
Tetes air mata semakin deras ketika mengingat saat-saat mereka mulai dekat. Sivia, seorang gadis yang benar-benar bisa membawa keindahan dalam hidup rio. Memberikan rasa manis dan pahit. Kenangan itu pun mulai berputar lagi dalam pikirannya.
~ 24 Oktober 2010 ~
Hari ini tepat hari ulang tahun rio yang ke 17. Hari ini pula dengan berani, rio putuskan untuk menyatakan perasaannya pada sivia. Pertama kali ia datang ke kelas sivia, ditariknya sivia keluar dan dibawanya ke taman di dekat lapangan.
“ Sivia., aku cinta sama kamu. Selama aku kenal kamu, aku selalu merasa senang. Kau buat hidupku lebih berwarna. Aku sayang sama kamu, dimataku kamu itu baik, polos, jujur, dan aku suka segalanya tentang kamu. Aku tau aku bukan tipe cowok romantis, tapi aku tulus sayang sama kamu. Maukah kamu menjadi seseorang yang lebih berarti lagi di hatiku ??” ungkap rio sembari mengenggam lembut tangan sivia, matanya pun tak lepas menatap mata sivia.
Sivia hanya bungkam, hatinya masih deg-degan. Tapi tak lama pula ia berikan sebuah anggukan. Kenapa ?? Karena ia terlalu malu untuk bilang aku mau jadi pacar kamu. Rio sangatlah senang mendapat jawaban dari sivia. Segera ia putarkan tubuh sivia ke udara. Mereka berdua kini dapat tersenyum dengan status baru mereka. Hubungan itu terus berjalan dengan baik, sampai pada suatu hari sivia, kehilangan senyum dan keceriaannya.
************
Biarlah Ku Simpan Sampai Nanti Aku Kan Ada Disana
Kenanglah Diriku Dalam Kedamaian
Ingatlah Cintaku Kau Tak Terlihat Lagi
Namun Cintamu Abadi
Air mata semakin banyak menetes dari mata rio. Mengingat semua manis dan pahit yang telah ia lalui bersama sivia. Mengingat gadis itu rasanya sangat menyesakkan. Ingin sekali ia marah pada Tuhan kenapa Tuhan begitu tidak adilnya pada dia dan sivia. Kenapa awal yang baik harus diakhiri dengan tangis yang begitu menusuk.
Tangan rio sedari tadi tak henti mengelus batu nisan itu. Air mata sudah membuat aliran sungai di pipinya. Rasanya sakit, mengingat semua kejadian di masa lampau.
“ Sivia.. Sivia.. Sivia..”
Nama itu memenuhi pikirannya sekarang.
~ 1 Januari 2011 ~
Ini tahun baru pertama rio dan sivia sebagai sepasang kekasih. Hari ini rio sengaja mengajak sivia pergi ke bukit di ujung kota mereka. Bukit itu jika malam hari selalu bertaburan bintang-bintang indah. Rio dan sivia kini tengah menikmati hangatnya malam bersama.
“ kak rio, maksih buat semuanya.” lirih sivia.
“ sama-sama sivia.” kata rio lembut sembari mengecup lembut kening sivia.
“ kak rio, jangan sedih kalau nanti via ninggalin kak rio yaa..” kata sivia pelan.
“ kamu ngomong apa sih !! Kamu kan gak bakal ninggalin kak rio.” kata rio pelan sembari menggengam tangan sivia, sivia hanya tersenyum kecut.
“ kak rio, kalau nanti via pergi. Via akan tetap jaga kak rio. Via akan jadi bintang paling terang buat kak rio.” kata sivia sambil tersenyum lirih.
“ kenapa kamu ngomong aneh kaya gitu.” kata rio sambil membenarkan poni sivia yang tersibak angin.
“ via sayang sama kak rio.” lirih sivia.
“ kak rio juga sayang banget sama sivia.” kata rio sambil menatap sivia dalam.
“ kak dingin..” lirih sivia sambil memeluk lengannya.
“ pake jaket kakak ya..” kata rio sembari memakaikan jaketnya pada sivia.
Kini mereka berdua tengah terdiam. Rio pun hanya diam dan begitu terkejutnya dia saat menoleh ke arah sivia.
“ sivia, kamu kenapa ??” Tanya rio panik, jemarinya kini berada di hidung via.
“ darahh..” lirih rio.
“ via., kamu kenapa ??” Tanya rio yang semakin panik.
Karena via yang tak kunjung sadar, akhirnya rio memutuskan untuk membawa sivia ke Rumah Sakit terdekat. Dan betapa terkejutnya rio saat ia tau kalau sivia seseorang yang sangat ia sayangi ternyata mengidap kanker otak. Kedua orang tua sivia pun menangis di sebelah tempat duduk rio.
Biarlah Ku Simpan Sampai Nanti Aku Kan Ada Disana
Kenanglah Diriku Dalam Kedamaian
Ingatlah Cintaku Kau Tak Terlihat Lagi
Namun Cintamu Abadi
~ 14 Februari 2011 ~
Sudah satu bulan lebih, sivia koma di rumah sakit. Walau begitu dengan sabar rio tetap menunggu sivia. Tak hentinya ia panjatkan doa untuk sivia. Hari ini sivia berulang tahun ke 16. Rio datang membawa sebuah kue tart dengan lilin, walau lilin itu tidak ia nyalakan. Ia datang dan masuk ke dalam kamar rawat sivia.
“ha..ppy birth..day..happy..birth..day..happy...birth..day to you.." rio bernyanyi buat sivia, namun lirik lagu menjadi tersenggal-senggal karena air matanya yang terus berlomba keluar susah untuk dibendung.
Perlahan rio berjalan mendekati tempat tidur sivia dan meletakkan kue tart itu di salah satu meja disana.
“ sadar dong vi., aku kangen banget sama kamu.” kata rio sambil menggenggam lembut tangan sivia.
“ sivia., sadar dong !!” kata rio, kali ini air matanya sudah meluap keluar.
“ kenapa Tuhan begitu tak adil sama kita.” marah rio pada Tuhan.
“ Viaaaaa….” tangis rio kali ini pecah, Alvin, ify, dan semua sahabat sivia dan rio yang kini ada di Rumah Sakit entah mengapa juga ikut menangis. Mereka seperti merasakan apa yang rio rasakan.
Perlahan rio merasakan gerakan jari-jemari via dalam dekapan tangannya.
“ viaa..” lirih rio sambil mengusap air matanya.
“ kak rio…” panggil sivia sangat pelan.
“ apa sayang ?? kak rio panggil dokter dulu yaa.” kata rio tapi tangan sivia masih menggenggam erat tangan rio yang membuat rio batal memanggil sang dokter.
“ kak rio, via minta maaf. Vi.. a.. U..dah.. bu..at kak ri..o se..dih.” kata sivia yang mulai terbata-bata.
“ via., diam aja ya. Kak rio panggilkan dokter.” kata rio, air matanya mulai menetes lagi dari matanya.
“ gak.. kak.. vi..a ma..u pa..mit sa..ma kak.. ri..o.. vi..a sa..yang.. banget.. sama.. kak.. ri..o.” kata sivia tersengal, jarinya yang indah ia gerakkan ke arah mata rio, mengusap tetesan air mata yang jatuh dari sana.
“ kamu ngomong apa via.” kata rio lembut sambil mengusap kepala sivia.
“ Vi..a Lo…ve.. Rio Forever.” kata sivia sekuat tenaga, setelah berkata seperti itu yang terdengar hanya hembusan nafas panjang dari sivia.
“ Rio LOVE Via Forever.” balas rio ditelinga sivia, air matanya sudah meluap. Rio hanya berharap sivia dapat mendengar balasan kata-kata terakhirnya.
********
Biarlah Ku Simpan Sampai Nanti Aku Kan Ada Disana
Kenanglah Diriku Dalam Kedamaian
Ingatlah Cintaku Kau Tak Terlihat Lagi
Namun Cintamu Abadi
“ sivia., aku harap kamu bahagia disana.” kata rio sambil memandang langit.
“ semoga bahagia.., RIO LOVE SIVIA FOREVER.” kata rio sambil meneteskan air matanya dan berharap ini air matanya yang terakhir buat sivia karena rio tau sivia paling tak suka pada lelaki cengen.
“ AKU BAKAL KUAT BUAT KAMU SIVIA !!!” teriak rio.
~ TAMAT ~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar